SITUASI POLITIK BANJARBARU “DPR” DI BAWAH POHON RINDANG

SITUASI POLITIK BANJARBARU “DPR” DI BAWAH POHON RINDANG


Oleh: Rudy Azhary

Kamis, 07 Agustus 2025, di bawah pohon rindang “DPR”. Selama kurang lebih dua tahun, tepatnya sejak 2024 lalu, hubungan antara Pemerintah Kota Banjarbaru (Diskominfo), DPRD Kota Banjarbaru, dan sebagian besar awak media tidak begitu baik. Padahal, ketiganya saling berhubungan untuk menjaga stabilitas politik daerah, khususnya di Kota Banjarbaru. Dan itu telah berlangsung bertahun-tahun lamanya.

Hingga awal Agustus 2025, Sekretariat DPRD Kota Banjarbaru tidak lagi menjalin kerja sama media (publikasi) mengenai kegiatan serta keputusan para wakil rakyat di gedung dewan tersebut. Kerja sama tersebut kini berada di bawah kewenangan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Banjarbaru. Bisa dikatakan, hubungan antara parlemen dan para jurnalis telah kehilangan ikatan emosional secara profesional.

Lantas, apakah kondisi tersebut berdampak pada stabilitas politik di Banjarbaru? Jalinan komunikasi serta ikatan emosional tentu saja memiliki andil besar dalam banyak keputusan dan kebijakan parlemen yang seharusnya diketahui publik. Sederhananya, ini menyangkut informasi yang selalu memuat hal-hal baik. Sayangnya, dalam beberapa bulan terakhir, isu miring mencuat dan mengganggu sebagian jurnalis dari masing-masing media. Kabarnya, masih ada media yang menjalin ikatan emosional secara diam-diam, alias bertameng program. Jika hal itu benar adanya, maka jalinan komunikasi bisa semakin buruk dan memanas. Dampaknya pun bisa menciptakan kerenggangan yang nyata.

Bertahun-tahun menjaga dan menjalin kerja sama bukanlah perkara mudah, terutama dalam konteks kebijakan dan keputusan politik di gedung parlemen. Apalagi, peran awak media dalam menguak fakta—bahkan memberikan “bumbu” agar berkesan halus—sering kali menjadi “bayaran mahal” atas kebijakan atau keputusan yang tidak begitu populer.

Oleh karena itu, kondisi ini adalah sebuah pilihan bagi para anggota dewan dan Sekretariat DPRD Kota Banjarbaru untuk benar-benar bekerja demi rakyat. Tak ada lagi pencitraan, bumbu rempah, ataupun “gorengan”. Ikatan emosional itu sirna karena berbagai hal. Faktanya, hubungan sebagian rekan-rekan awak media tidak lagi seerat seperti sebelumnya, yang telah terjalin selama bertahun-tahun.

“Minyak sayur dan gas LPG langka dan mahal. Hanya ada kayu bakar basah—itu pun tidak semua orang punya.”

Berita pilihan lainnya >>>>